Cemaran senyawa bahan berbahaya bersifat karsinogen, seperti asap mesin diesel, limbah besi atau baja, atau zat yang mengandung benzena ternyata dapat meningkatkan risiko kanker. Hal tersebut semakin diperparah oleh pandemi Covid-19. Sebab, masyarakat cenderung enggan mengunjungi fasilitas kesehatan, aktivitas fisik kurang, serta pola makan yang berubah.
Jika dibiarkan, kanker dapat menyebabkan efek nyeri berkepanjangan serta menimbulkan gangguan fungsi organ vital dan distabilitas pada penderitanya. Untuk itu, pada Jumat (16/10/2020), Fakultas Farmasi (FF) Unair mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Wedoro, Sidoarjo. Daerah ini diapit kawasan Berbek industri, pabrik penghasil baja, dan kampung logam sehingga berisiko tinggi menyebabkan kanker.
Dalam kesempatan itu, sejumlah dosen Fakultas Farmasi memberikan edukasi dan pelatihan. Utamanya dalam meminimalisasi kontak dengan bahan berbahaya penyebab penyakit kanker.
“Kami melakukan edukasi dan pelatihan terkait pencegahan paparan bahan cemaran berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan,” ujar tim pelaksana pengmas Dinda Monika Nusantara Ratri SFarm Apt MFarmKlin.
Dinda, dosen Fakultas Farmasi sekaligus pemateri dalam kegiatan itu, mengatakan, kontak terhadap bahan berbahaya perlu diminimalisasi. Caranya dapat dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. Ia melanjutkan, alat pelindung diri dapat menurunkan intensitas paparan ke dalam tubuh.
Selain itu, menjaga pola hidup sehat juga penting. Dinda menyarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan berserat agar tubuh menjadi lebih sehat.
Tidak hanya itu, Dinda mengatakan bahwa masyarakat perlu tetap aktif beraktivitas. Sebab, hal ini dapat memengaruhi hormon. “Meminimalisasi paparan cemaran bahan berbahaya atau polutan dapat menurunkan risiko pertumbuhan terjadinya penyakit kanker.”
Selain Dinda, dosen Fakultas Farmasi Unair Zamrotul Izzah SFarm MSc Apt juga menjadi pemateri dalam acara itu. Zamrotul menyampaikan materi mengenai penanganan cemaran bahan berbahaya di lingkungan masyarakat.
“Pelatihan yang diberikan adalah mencuci tangan dengan benar. Kami juga sedikit menjelaskan cara penanganan limbah berbahaya di sekitar masyarakat,” jelasnya.
Panitia juga membagikan 100 masker untuk warga Desa Wedoro. “Kami selaku apoteker memiliki kewajiban untuk memberitahukan tindakan pencegahan terhadap penyakit,” tutup Zamrotul.