Di awal 2021, Desa Demangan di Bangkalan, Jawa Timur, menerima anggota Kelompok 46 Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat Universitas Airlangga (KKN-BBM Unair) 63 untuk mengamalkan poin ketiga dari Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kelompok ini menawarkan kegiatan pemberdayaan ekonomi yang menarik dengan menciptakan produk Bettapang, teh ikan cupang.
Ketua Kelompok 46 Annisa Nur Ilmastuti, Rabu (10/2/2021), menjelaskan, teh ikan cupang itu bukan teh untuk diminum, melainkan substansi dari daun ketapang kering yang digunakan dalam pemeliharaan ikan cupang.
“Di dalam daun ketapang itu mengandung zat tanin nabati yang berguna sekali dalam pemeliharaan ikan cupang. Jadi, daun ketapang yang sudah dikeringkan itu dimasukkan ke toples ikan cupang. Air di dalam toples tersebut menjadi coklat layaknya teh,” ujar mahasiswa Fakultas Keperawatan Unair itu.
Annisa mengatakan, kegunaan daun kering untuk menjaga pH air agar tetap stabil. Sementara itu, kandungan zat taninnya berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat keluarnya warna-warna indah dari ikan cupang. Kandungan dalam daun ketapang tersebut juga sangat berguna untuk menjaga ikan cupang agar tidak mudah terserang penyakit.
Menurut Annisa, terdapat peningkatan tren pemeliharaan ikan cupang selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Ia menambahkan, Desa Demangan yang memiliki dua pelaku usaha budidaya ikan cupang, memiliki keuntungan karena terdapat banyak pohon ketapang di tepian sungai desa.
“Pemelihara ikan cupang di perkotaan seperti di Surabaya harus membeli daun ketapang kering karena jarangnya pohon ketapang di kota. Bahkan, saya sendiri pernah melihat bahwa ada daun ketapang yang belum diolah sama sekali, itu dijual online seharga Rp 150 ribu,” terang mahasiswa angkatan 2017 itu.
Pengolahan daun ketapang agar dapat digunakan untuk memelihara ikan cupang harus melalui beberapa proses. Annisa menjelaskan, daun yang sudah kecokelatan itu harus direndam dengan air garam selama semalam lalu dikeringkan hingga daun dan tulangnya dapat dipisahkan dengan mudah. Daun inilah yang menjadi tehnya ikan cupang.
“Proses tersebut sedikit rumit dan terkadang orang kesulitan melakukan proses tersebut. Oleh karena itu, kami ciptakan Bettapang. Ini merupakan produk teh ikan cupang yang telah dikemas layaknya teabag, jadi pembeli dapat langsung menggunakannya bak teh celup di kolam ikan cupangnya,” jelasnya.
Annisa mengatakan, keunggulan lain dari produk Bettapang adalah kolam/toples ikan cupang akan jauh lebih bersih karena tidak meninggalkan daun kering, alhasil nilai estetika pemeliharaan ikan cupang dapat lebih tinggi.
Program lain yang dibawa Kelompok 46 KKN-BBM 63 Unair adalah edukasi masyarakat mengenai tanaman toga dan pentingnya 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak) selama pandemi. KKN ini dilaksanakan semi-luring selama 18 Januari hingga 13 Februari 2020 dengan pembagian 2 minggu daring, 2 minggu luring. Kegiatan yang dipaparkan dalam reportase ini dilaksanakan secara luring.
Karya inovasi mahasiswa Unair senantiasa berusaha menjawab persoalan dalam masyarakat. Informasi kegiatan dan karya inovasi mahasiswa Unair lainnya bisa dilihat di unair.ac.id.