Dyah Ayu Wiranti dan Dita Ratnasari adalah dua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) yang berhasil meraih juara pertama dalam Lomba Esai Elfatarexia tingkat nasional yang diselenggarakan oleh KMK Universitas Diponegoro.

Dyah Ayu Wiranti yang akrab disapa Anty selaku ketua kelompok menjelaskan bahwa mereka membuat sebuah inovasi berupa aplikasi yang dapat membantu perempuan ketika menjadi korban kekerasan pada masa pandemi. Aplikasi yang diberi nama Lisan (peduli kekerasan) tersebut memuat daftar nomor telepon yang dapat menghubungkan korban kekerasan ke pihak yang tepat. Lebih lanjut, Anty menambahkan jika aplikasi Lisan dibuat berdasarkan prinsip ­e-service value.

Latar belakang adanya inovasi aplikasi Lisan karena mereka melihat selama masa pandemi kekerasan pada perempuan meningkat hingga 75 persen. Selain itu, sambung Anty, adanya keterbatasan akses pada pelayanan publik akibat social distancing dan kebijakan lainnya membuat pelayanan publik berjalan tidak efektif untuk korban kekerasan.

“Jika ada kesempatan, tentu kami ingin merealisasikan inovasi tersebut (aplikasi Lisan) karena aplikasi tersebut bersifat multi-stakeholder sehingga dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat benar-benar terealisasi, mungkin alternatif sementara akan kami coba dalam PKM (Program Kreativitas Mahasiswa),” tutur Anty pada Kamis (22/04/21).

Dyah Ayu Wiranti dan Dita Ratnasari peraih Juara I dalam Lomba Esai Elfatarexia. (Foto: istimewa)

Sebelum tercetus inovasi aplikasi Lisan, Anty dan tim mencari ide terlebih dahulu dari isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan. Kemudian, mereka mendiskusikan masalah tersebut untuk mendapatkan sebuah solusi. Setelah terkumpul data-data terkait permasalahan yang diangkat, Anty dan tim baru membuat design aplikasi dan menyusun laporannya.

“Kendala dalam persiapan lomba mungkin ketika berdiskusi satu sama lain karena menyatukan dua pendapat yang berbeda tentu tidaklah mudah,” ucap Anty.

Ke depan, Anty dan tim berharap dapat terus menggali inovasi dan mengikuti berbagai perlombaan lainnya. Mereka juga berharap inovasi yang telah dibuat dapat terealisasi sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat.

Sebagai penutup, Anty memotivasi mahasiswa lain untuk bersemangat dalam menulis karya dan membuat inovasi. Tidak lupa, dia juga berpesan kepada mahasiswa lain agar tidak lupa berdoa dan bersyukur atas apa pun yang diperoleh.

“Ide-ide pasti akan muncul apabila kita mengikuti isu-isu yang sedang berkembang saat ini. Oleh karena itu, saran saya ikutilah isu-isu tersebut, lalu buatlah sebuah solusi yang dituangkan ke dalam suatu inovasi,” tandas mahasiswi angkatan 2019 tersebut.

Sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, Unair mendukung sumber daya manusia yang dimiliki untuk mengembangkan diri agar dapat berkontribusi untuk masyarakat. Untuk mengetahui lebih jauh apa saja yang telah dilakukan Unair, kunjungi unair.ac.id.(*)