Program Decota (Video Conferencing with Universitas Airlangga) jadi salah satu substitusi terobosan pembelajaran di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (FKp Unair). Program pengganti dari kegiatan staff inbound ini merupakan program dari Airlangga Global Scholar yang dikoordinasikan oleh Airlangga Global Engagement (AGE) Unair yang di dalamnya melibatkan akademisi internasional untuk memberikan kursus online, kuliah tamu online, atau klinik menulis dalam kelas seminar.
“Program Decota ini merupakan program dengan mengundang dosen dari mitra perguruan tinggi di luar negeri yang berperan sebagai dosen tamu untuk memberikan perkuliahan secara online pada mahasiswa Universitas Airlangga. Dengan adanya program yang diselenggarakan oleh AGE tersebut Fakultas Keperawatan mengimplementasikannya dalam pelaksanaan pembelajaran mahasiswa,” ujar Dr Yuni Sufyanti Arief SKp MKes selaku Kepala Program Studi (KPS) Sarjana Keperawatan.
Pada semester genap 2020/2021, program Decota telah terlaksana pada program studi S-1 Keperawatan untuk mahasiswa reguler semester 4 dan 6, mahasiswa alih jenis semester 2, dan program studi magister (S-2) keperawatan. Kemudian, dalam program Decota, FKp Unair telah melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri, misalnya College of Nursing, King Khalid University, Visayas State University, Visca, City of Baybay, Leyte Philippines, School of Nursing Science, Faculty of Medicine, Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia; Department of Nursing, Sunway University Malaysia; College of Nursing, King Saud Bin Abdul Aziz Universty for Health Science ,Riyadh; The West Bengal University Of Health Sciences, Principal Govt College of Nursing Medical College and Hospital Kolkata, West Bengal, India.
Yuni menjelaskan dalam satu mata kuliah minimal ada satu topik yang diberikan oleh dosen luar negeri. Namun, saat ini, belum semua mata kuliah ada pertemuan dengan dosen luar negeri dalam program Decota.
“Untuk saat ini, belum semua mata kuliah ada pertemuan dengan dosen luar negeri karena masing-masing mata kuliah juga harus menyesuaikan dengan adanya keahlian yang telah dimiliki oleh dosen dari mitra perguruan tinggi luar negeri tersebut,” jelasnya.
Ditanya soal tujuan pelaksanaan program Decota, dosen yang akrab dipanggil Yuni itu menjelaskan bahwa program tersebut bertujuan untuk menambah wawasan mahasiwa dari pakar keperawatan luar negeri yang tentunya berguna untuk pengembangan ilmu keperawatan.
“Mahasiswa dapat menerima ilmu dan pengalaman yang didapat dari dosen luar negeri yang tentunya expert dalam bidang keilmuannya sehingga mereka mendapatkan wawasan yang lebih luas dari para pakar dibidang keilmuan masing-masing. Mahasiswa juga bisa sharing informasi dan ilmu sesuai bidang keahliannya,” tandasnya.
Meskipun dilakukan secara online tidak mengurangi kemanfaatan dalam berbagi ilmu dan pengalaman dari dosen perguruan tinggi mitra di luar negeri.
“Untuk kebermanfatan secara langsung mungkin akan terlihat ketika mahasiswa menerapkan ilmunya di masyarakat sesuai dengan apa yang telah mereka dapatkan selama proses pembelajaran dosen ahli luar negeri,” pungkasnya.
Unair sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia berkomitmen mencetak mahasiswa berkualitas dan berdaya saing global. Untuk mengenal Unair lebih dekat lagi, klik unair.ac.id. (*)