Ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk jenjang pendidikan tinggi tahun 2021 kembali digelar. Pada Mei 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengumumkan nama-nama tim yang lolos pendanaan melalui website mereka.
Salah satu yang berhasil adalah tim PKM-K Universitas Airlangga (Unair), yang mereka mengusung ide dengan membuat aplikasi bernama Jelantah Yuk. Tim yang diketuai oleh Muhammad Akbar Rizky itu beranggotakan Muhamad Faqih, Trisna Nurya Majid, Muhammad Anang Jazuli, dan Raden Estiawan.
Muakri, sapaan karibnya, mengatakan bahwa Jelantah Yuk merupakan startup berbasis internet of things. Melalui aplikasi tersebut, dia dan timnya akan mengumpulkan minyak jelantah yang berasal dari ibu-ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima. Nantinya, sambung Muakri, minyak jelantah yang terkumpul akan dijual kepada industri yang dapat mengelolanya.
“Jadi, minyak jelantah yang kami (tim PKM) kumpulkan akan dijual kepada pengelola dalam hal ini adalah CV Artha Metro Oil,” jelas Muakri.
Lebih lanjut, Muakri mengungkapkan bahwa awal mula ide aplikasi Jelantah Yuk muncul ketika dia dan tim sering mendengar teman-teman mereka mengumpulkan minyak jelantah. Namun, setelah ditelusuri, ternyata harga beli minyak jelantah itu tergolong rendah. Muakri juga menambahkan bahwa di sekeliling mereka, banyak pedagang kaki lima yang langsung membuang minyak jelantah secara cuma-cuma.
“Terdapat berbagai macam informasi terkini dalam aplikasi Jelantah Yuk, misalnya terkait update harga. Bahkan, melalui aplikasi ini, kita dapat melacak perjalanan pengambilan minyak jelantah dan terdapat fitur e-payment,” ucapnya pada Selasa (20/7/21).
Keuntungan yang akan diberikan kepada customer, lanjut Muakri, mereka tidak hanya mengumpulkan minyak jelantah tetapi juga akan diberikan fasilitas peminjaman jeriken sebesar 5 liter untuk ibu rumah tangga dan 20-30 liter untuk pedagang kaki lima. Hingga saat ini, progres yang telah dilakukan Muakri dan tim adalah hampir selesai merancang aplikasi, telah memiliki puluhan customer dari berbagai kecamatan di Surabaya dan telah mengumpulkan minyak jelantah sebanyak kurang lebih 150 liter.
“Untuk saat ini, cara kami mendapatkan customer yakni melalui pendekatan terhadap orang-orang di sekitar dan menggunakan sistem door to door,” tambah mahasiswa Program Studi Kimia itu.
Terakhir, Muakri dan tim berharap ke depan melalui aplikasi Jelantah Yuk akan dapat mengurangi limbah dari minyak jelantah yang berbahaya bagi tubuh dan juga mengurangi risiko timbulnya chemical oxygen demand (COD) serta biological oxygen demand (BOD). Oleh karena itu, lingkungan khususnya perairan dapat terselamatkan karena banyak ikan-ikan yang mati akibat limbah minyak jelantah.
“Ke depan, kami juga berharap industri pengelola minyak jelantah dapat berjalan lebih lancar untuk Indonesia yang lebih maju karena sebenarnya minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi energi terbarukan sebagai biodiesel. Oleh karena itu, tidak ada lagi minyak jelantah yang terbuang sia-sia,” tutupnya.
Unair merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia yang mendorong sivitas akademikanya senantiasa memberikan kontribusi di masyarakat. Untuk mengetahui kiprah mahasiswa dan alumni Unair lainnya, kunjungi laman unair.ac.id. (*)