Persalinan merupakan momen bahagia yang tak terlupakan bagi ibu di seluruh dunia. Namun, hari-hari menjelang kelahiran buah hati sering menimbulkan kecemasan yang memengaruhi rasa nyeri saat persalinan.
Hal inilah yang menginspirasi mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), Yusva Dwi Saputra (FKM 2019), Ihya’ Ulumuddin Ar-rayyan (FKM 2019) dan Ardelia Bertha Prastika (FK 2019) menemukan alternatif relaksasi pada ibu hamil sebelum hari persalinan. Melalui proposal berjudul “Pengaruh Binaural Beats pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III Guna Mengurangi Rasa Nyeri Kala 1 pada Proses Bersalin”. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) asal Unair tersebut akan menguji dan mencari jenis gelombang binaural beats yang efektif untuk mengurangi kecemasan pada ibu hamil primigravida.
Di Indonesia sendiri, sebenarnya telah ditemukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri. Namun, intervensi tersebut masih belum diakui dan masih terbatas pada agama tertentu, contohnya waterbirth dan murrotal. Untuk itu, Yusva menjelaskan riset yang dilakukan guna mendapatkan alternatif relaksasi yang lebih nyaman dan mudah untuk mengurangi nyeri saat persalinan.
Berkat inovasi itu, tim PKM-RE yang dibimbing oleh Dr Nunik Puspitasari SKM MKes, dosen Biostatistika dan Kependudukan FKM Unair tersebut berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek RI. “Alhamdulillah, bersyukur sekali karena ini kali pertama kami bertiga lolos pendanaan dan judul PKM bidang Riset Eksakta pertama yang dapat mewakili FKM,” sebut Yusva.
Setelah mendapat pendanaan, kini Yusva dan tim sedang melakukan tahapan pertama audio binaural beats, sekaligus mencari responden tambahan untuk penelitian dan pemenuhan data. “Setelah meminta perizinan penelitian ke pihak berwenang, pengajuan Uji Kelayakan Etik Penelitian, persiapan alat dan bahan penelitian, sampel ibu hamil Primigravida Trimester III, dan musik binaural beats, saat ini kami tengah mencari responden untuk pemenuhan data,” paparnya.
Yusva mengaku, kasus Covid-19 yang tinggi di daerah Surabaya mengakibatkan tim sempat terkendala karena tidak dapat berkunjung secara langsung pada responden. “Dengan tetap mengutamakan kenyamanan ibu hamil responden, kami akhirnya menemukan solusi untuk mengoptimalkan penelitian melalui monitoring dan konsultasi setiap hari,” ungkapnya.
Selain berharap dapat melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), Yusva dan tim berharap agar penelitian mereka bisa mendapatkan hasil yang baik, sehingga dapat dimanfaatkan bagi masyarakat luas. “Semoga tidak berhenti di penelitian saja, tetapi juga dapat berlanjut untuk kemudian diaplikasikan ke masyarakat secara luas,” tutupnya.
Unair merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia yang mendorong sivitas akademikanya untuk senantiasa memberikan solusi bagi setiap permasalahan di masyarakat. Untuk mengetahui kiprah mahasiswa dan alumni Unair lainnya, kunjungi laman unair.ac.id. (*)