Minuman kemasan bersoda selalu berhasil menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsinya. Kandungan gula yang ada di dalamnya tentu menghasilkan rasa manis yang memanjakan lidah. Jangan lupa dengan sensasi menyegarkan yang dapat melegakan dahaga di tengah terik dan panasnya matahari. Namun, ternyata kandungan gula yang ada pada minuman kemasan mengakibatkan minuman tersebut tidak baik jika dikonsumsi setiap hari.
Stefania Widya Setyaningtyas SGz MPH mengatakan, asupan gula setiap orang berbeda. Orang normal tanpa diabetes disarankan untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi. “Ini setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari,” kata Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) tersebut. Sementara itu, penderita diabetes disarankan untuk membatasi asupan gula tidak lebih dari 5 persen per hari.
Minuman kemasan bersoda mengandung setidaknya 31 gram gula dalam 1 sajian yang dianjurkan. Meski jumlah ini masih aman untuk dikonsumsi karena jumlahnya yang tidak melebihi jumlah kebutuhan asupan gula bari orang normal, minuman tersebut tergolong dalam jenis “empty calories”. “Artinya dalam minuman itu hanya mengandung energi dalam bentuk makronutrien tapi tidak mengandung mikronutrien seperti vitamin dan mineral,” ujar Stefani.
“Konsumsi empty calories food berlebih akan menyebabkan seseorang rentan mengalami defisiensi vitamin dan mineral penting,” imbuhnya.
Gula adalah bagian dari karbohidrat yang merupakan substrat energi utama tubuh. Namun, asupan gula berlebih yang dikonsumsi akan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Kadar gula darah yang tinggi akan diubah oleh tubuh menjadi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. “Gula darah yang tinggi juga dapat menyebabkan disfungsi hingga gangguan produksi insulin sehingga seseorang dapat mengalami diabetes mellitus,” ungkap Stefania.
Sementara itu, kurangnya asupan gula maka tubuh akan membongkar cadangan energi dari lemak dan protein yang dapat menyebabkan penurunan berat badan serta kehilangan massa otot. “Gula sederhana seperti gula pasir, sirup jagung, madu, gula merah, dan lainnya bukan satu-satunya sumber karbohidrat,” jelasnya.
Stefania menyarankan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat dari jenis karbohidrat kompleks. “Karbohidrat kompleks itu seperti pati yang ada di kentang, ubi, nasi, dan jagung atau bisa juga mengonsumsi serat, seperti sayur dan buah. Penyerapan pada jenis karbohidrat ini lebih lambat sehingga tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah,” pungkasnya.
Unair sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, mendorong seluruh sivitas akademika untuk berkontribusi kepada masyarakat luas. Untuk mengenal Unair lebih dekat, kunjungi laman unair.ac.id. (*)