Tim Tangbuje Universitas Airlangga (Unair) berhasil lolos pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Iptek (PKM-PI) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI). Tim berhasil membuat digital marketing dan smart packaging bagi kelompok petani garam di Bangkalan. Mereka adalah Achmad Badrus Zaman Rifky Romadhon, Alsya Firdausi Nuzula, Sablina Damayanti, Kamailiyah Ulfah, dan Muhammad Nashrullah.
Alsya Firdausi Nuzula, penanggung jawab Public Relation Tim Tangbuje mengungkapkan bahwa tim membuat produk tersebut dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada mitra. Mitra mereka adalah kelompok petani garam makmur Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Madura.
“Permasalahan kelompok petani garam makmur yaitu harga garam grosok yang anjlok hingga 90 persen. Yang awalnya Rp 3.000 menjadi hanya Rp 300 per kilogramnya saat memasuki industri pengolahan garam,” jelasnya.
Salah satu penyebabnya adalah kebijakan pemerintah yang lebih memilih untuk mengimpor garam industri. Padahal, industri pengolahan garam nasional menjadi sumber penjualan garam grosok bagi mitra dan petani garam lainnya. Kelompok petani garam makmur terpaksa menyisakan garam grosok untuk dijual sendiri di rumah.
“Hal itu kemudian menimbulkan masalah baru. Pertama, garam grosok hanya akan dibiarkan begitu saja di gudang atau di halaman rumah tanpa dikemas sehingga mengakibatkan produk garam tidak tahan lama dan banyak yang terbuang ke tanah,” ungkapnya.
Kedua, tingkat penjualan menjadi tidak menentu karena pembeli hanya berasal dari tetangga sekitar yang jumlahnya masih terbilang sedikit. Dengan demikian, jumlah pengeluaran menjadi lebih besar daripada jumlah pemasukan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, akhirnya Alsya dan tim membuat produk PKM berupa digital marketing dan smart packaging yang diberi nama Tangbuje. Dalam teknologi pemasaran tersebut, tim memanfaatkan digital marketing berupa situs web, marketplace, serta e-commerce, seperti Facebook, Instagram, Shopee, Bukalapak, dan Tokopedia.
“Kami juga menyiapkan modul buku akuntansi sederhana yang bisa digunakan mitra untuk mengetahui laba yang mereka peroleh,” imbuhnya.
Melalui teknologi pemasaran digital, diharapkan mampu meningkatkan area pemasaran yang sebelumnya hanya di sekitar Madura-Surabaya agar bisa meluas hingga ke nasional. Teknologi ini juga akan mempermudah akses pembelian yang bisa langsung terhubung dengan petani garam tanpa melalui tengkulak.
Pada aspek smart packaging, tim berupaya untuk menunjang produk garam grosok agar bisa dipasarkan ke industri dengan cara meningkatkan kualitas kemasan dengan standar SNI. Mereka meningkatkan kualitas kemurnian garam grosok menjadi standar minimum kemurnian garam industri sebesar 98 persen.
“Kami juga menunjang branding garam grosok Madura melalui barcode yang terkoneksi dengan situs web Tangbuje,” paparnya.
Pada akhir, mahasiswa Prodi Kimia tersebut menjelaskan bahwa saat ini tim sudah membuat buku panduan yang dapat diakses dan digunakan oleh mitra. Tim juga sudah menyiapkan digital marketing melalui situs web yang dapat diakses melalui laman www.tangbuje.com, platform marketplace Facebook dan Instagram dengan nama id Tangbuje, serta e-commerce dengan nama Tangbuje Garam Madura.
Unair merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia yang mendorong sivitas akademikanya untuk senantiasa berguna bagi masyarakat. Untuk mengetahui kiprah mahasiswa dan alumni Unair lainnya, kunjungi laman unair.ac.id. (*)