Universitas Airlangga (Unair) memiliki banyak alumni yang bekerja di berbagai wilayah dan perusahaan. Tidak sedikit alumnus Unair yang berkarier di luar negeri, mulai dari negara tetangga Malaysia hingga Amerika.
Salah satu alumni Unair yang sukses berkarier di Amerika adalah Happy Posey, alumnus S-1 Akuntansi Unair 2000 sekaligus pendiri Etoobai.com, platform yang menghubungkan pembeli di seluruh dunia dengan produsen atau pabrik yang membuat produk buatan Indonesia. Saat ini, Etoobai.com berbasis di Houston, AS.
Dalam acara Airlangga Career Club (ACC) 2020, Kamis (10/12/2020), yang diadakan Pusat Pembinaan Karir dan Hubungan Alumni (PPKHA) Unair, Happy menceritakan bahwa cukup sulit mencari pekerjaan di Amerika sebagai fresh graduate yang bukan dari universitas di Amerika. Sebab, biasanya perusahaan di Amerika hanya mengenal universitas-universitas domestik sehingga pelamar kerja yang bukan lulusan Amerika tidak memiliki reputasi.
“Saat itu, saya dan suami mengirimkan surat lamaran sampai ratusan ke semua perusahaan. Kita cari lowongan di internet dan ke perusahaan-perusahaan, tetapi tetap tidak mendapatkan kerja,” akunya.
Happy akhirnya memutuskan untuk mengawali kariernya sebagai pelayan di restoran China dan menjalin networking. Berdasarkan pengalaman bekerja di restoran dan networking tersebut, Happy belajar banyak hal. Di antaranya, memahami nilai diri, pentingnya pengalaman, menetapkan mimpi dan tujuan, kesan pertama, serta media sosial.
“Orang di Amerika sejak kecil sudah diajarkan untuk mengenali dirinya sendiri sehingga bisa mempresentasikan diri kita di depan customer atau orang lain,” katanya.
Saat bekerja sebagai pelayan, Happy memahami nilainya, yaitu sebagai lulusan Akuntansi Unair di antara pelayan lain yang sebagian besar latar belakang pendidikannya kurang. Happy juga tidak hanya menjadi pelayan yang mencuci piring atau membersihkan meja, tetapi juga belajar mengenai bagaimana melayani customer, memahami customer behavior, dan membuat mereka puas sebagaimana pelajaran di marketing.
Menetapkan mimpi dan tujuan juga penting untuk membantu mengambil keputusan terkait apa yang harus dilakukan saat ini. Kadang kita ingin menjadi diri sendiri, tapi juga perlu untuk menyesuaikan ekspektasi masyarakat atau pencari kerja untuk membuat kesan pertama yang baik.
“Media sosial perlu diperhatikan karena pada saat ini pemberi kerja juga melihat media sosial kita,” lanjutnya.
Menurut Happy, terdapat tiga hal yang perlu ada di resume atau ketika mempresentasikan diri di depan pemberi kerja untuk merefleksikan nilai diri. Pertama, hobi dan skills. Kedua, menjelaskan pencapaian yang telah didapat. Ketiga, mempersiapkan untuk interview kerja.
“Preparation sebelum interview dapat membuat kita mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan,” ucapnya.
Mempersiapkan diri untuk interview kerja dapat dilakukan dengan mempelajari perusahaan dengan mengetahui visi, misi, produk, pelayanan, kompetitor, hambatan, dan tujuan perusahaan agar lebih mengenali perusahaan tersebut. Juga perlu mempersiapkan pakaian yang bersih dan profesional untuk mendapat kesan pertama yang bagus.
“Persiapan ketiga adalah mencari tahu siapa yang akan kita temui untuk interview, bisa dengan menggunakan media sosial, untuk mengenal mereka dan mengurangi rasa gugup,” lanjutnya.
Selanjutnya, penting untuk membaca pertanyaan-pertanyaan yang biasa ditanyakan ketika wawancara kerja. Mengetahui pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membantu untuk mempersiapkan diri. Membangun networking juga penting karena dengan itu akan membantu dalam mendapatkan pekerjaan. Melalui informasi dari networking dan persiapan tersebut, Happy akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan full time di salah satu perusahaan pajak terbesar di Amerika sebagai tax consultant. [*]