Tim farmasi Universitas Airlangga (Unair) yang terdiri atas Tri Wahyudi dan Tasya Sherina Hendra Febyola berhasil meraih juara dua dalam ajang Pharmacopeia 2020 kategori Literatur Review. Lomba tersebut diadakan Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran dengan metode daring.

Yudi, ketua tim, menjelaskan, pada kategori lomba literatur review tersebut dia dan temannya memutuskan untuk menulis artikel mengenai psikobiotik. Yaitu, bakteri baik pada usus yang memiliki dampak positif pada kesehatan mental.

“Kemarin, kita pakai topik psikobiotik karena banyak yang tidak menyadari bahwa sebenarnya (mikrobiota) dalam perut dapat memengaruhi kesehatan mental juga,” jelas Yudi, Jumat (20/11/2020).

Ia menjelaskan, ketika tikus yang mengalami depresi dilakukan fecal trans atau pemindahan tinja dari satu organisme pada organisme lain pada tikus normal, ternyata tikus yang sehat akhirnya mendapat gejala depresi juga. Studi lain juga menjelaskan, pada orang depresi ketika dibandingkan dengan orang sehat ternyata ada beda keragaman dan jumlah mikrobiota pada ususnya.

“Hal tersebut membuktikan ada pengaruh mikrobiota pada usus dengan kesehatan mental individunya,” ujar Yudi.

Cara menjaga mikrobiota pada usus antara lain dengan berolahraga, mengonsumsi makanan banyak serat, dan menjaga siklus tidur. Siklus tidur sangat berpengaruh karena mikrobiota sendiri juga punya waktunya tidur dan jam aktif sehingga saat jam tidur disarankan selama empat jam tidak makan agar saluran pencernaan dan mikrobiota dapat beristirahat.

“Kemudian penambahan suplementasi probiotik dan makanan fermentasi seperti keju, yoghurt, dan tapai,” terang mahasiswa Farmasi angkatan 2017 tersebut.

Yudi menerangkan, dia dan timnya tertarik mengikuti lomba literatur review karena hasilnya dapat digunakan untuk tugas akhir dan publikasi ilmiah, berbeda dengan karya tulis ilmiah. Selain itu, bisa untuk belajar penulisan.

Pada masa pandemi saat ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah tidak adanya kontak langsung dengan anggota. Pengerjaan artikel dilakukan secara daring, bahkan persiapan presentasi dan pembimbingan.

“Kami berharap karya kami dapat dipublikasikan karena topik ini masih cukup baru di Indonesia dan berpotensi untuk dimasukkan dalam jurnal yang terindeks Sinta,” terangnya.

Selain itu, Yudi juga berharap semakin banyak fakultas dan universitas yang melakukan lomba literatur review. Menurut Yudi, bidang lomba literatur review lebih menarik karena peserta dituntut untuk mengekspor keilmuan terbaru dan berpotensi untuk dikaji lebih lanjut.

Hasil dari penulisan literatur review juga dapat disajikan pada orang lain sehingga dapat mengkaji lebih lanjut isu yang dibahas dan atau melakukan penelitian yang baru. Mengingat, literatur review menyederhanakan informasi dari banyak pustaka menjadi sajian yang bisa dibaca secara langsung terkait suatu isu tanpa perlu mencari bermacam jurnal. [*]