Dalam acara Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dan Berkualitas 2020 yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN), Universitas Airlangga (Unair) berhasil memboyong banyak penghargaan.

Selain meraih peringkat pertama pada institusi terproduktif bidang non-kesehatan dan obat serta peringkat ketiga sebagai institusi terproduktif bidang kesehatan dan obat, salah satu dosen Unair juga meraih penghargaan sebagai penulis kolaborator internasional produktif.

Pengumuman penghargaan disampaikan pada Rabu (18/11/2020) secara luring di Hotel Westin, Jakarta, dan secara daring melalui Zoom serta siaran langsung Youtube Kemenristek/BRIN. Dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair, Prof Dr Moh Yasin MSi, meraih posisi ketiga sebagai penulis kolaborator internasional produktif.

Perihal penghargaan tersebut, Prof Yasin mengatakan, selama melakukan riset dari 2008 hingga kini telah menghasilkan sebanyak 170 jurnal yang terindeks Scopus. Sebanyak 80–90 persen dari total jurnal tersebut adalah hasil kolaborasi internasional.

“Jadi, memang kita ada kolaborasi dengan University of Malaya, Universitas Teknologi Malaysia, Universiti Teknologi MARA, International Islamic University Malaysia, dan beberapa universitas lain di Malaysia. Ada juga Aston University, Inggris, dan yang terbaru (MIRA) MITIndonesia Research Alliance,” ujarnya.

Prof Yasin yang kini menjabat sebagai Dekan FST Unair itu juga mengatakan, adanya kerja sama itu dapat menjadi pencetus perkembangan teknologi baru. Selain itu, dengan adanya ide-ide baru dapat menambah ilmu pengetahuan baru yang sebelumnya belum diketahui.

Fokus riset bidang laser

Semua jurnal yang telah dipublikasikan memiliki fokus bidang yang sama, yakni fotonik dan laser. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya aplikasi pengembangan yang telah dibuat dan bermanfaat untuk kepentingan kesehatan dan lainnya.

“Saat ini yang dikembangkan adalah aplikasi pengembangan laser dan sensor seperti microfiber, elemen sensing dengan material nano yang terbaru,” terangnya.

Prof Yasin menegaskan, kolaborasi adalah stabilitas yang dapat memperluas kerja sama, baik dengan institusi, mitra dari dalam atau luar negeri, maupun mahasiswa. Baginya, kolaborasi dapat menciptakan ide yang lebih baik dan lebih bermanfaat.

“Untuk itu, saya harap dengan kolaborasi ini bisa mengajak generasi muda terutama para staf muda terkhusus di FST untuk meneruskan dan memperluas kolaborasi dan penelitian,” pungkasnya.