Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih SE MT Ak CMA melepas 2.148 peserta Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN BBM) ke-63, Minggu (17/1/2021). Upacara pelepasan dilakukan secara daring melalui Zoom dan YouTube. Setidaknya, terdapat 207 kelompok mahasiswa yang terdiri atas 10–15 mahasiswa serta 180 kelompok mandiri.

Peserta KKN BBM ke-63 tersebut tersebar di 24 provinsi mulai dari Papua hingga Sumatera Utara, bahkan juga ada di Kedah, Malaysia. Adapun tema KKN BBM ke-63 adalah “Pengembangan Masyarakat di Era Pandemi 2020-2021”. Seluruh peserta didampingi 9 koordinator dan 79 dosen pembimbing lapangan.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unair Dr Gadis Meinar Sari dr MKes, menyampaikan, pelaksanaan KKN BBM Ke-63 dilakukan secara blended, yaitu online dan offline dengan mengedepankan protokol kesehatan. Topik KKN terdiri atas empat bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, perencanaan bisnis, dan lingkungan.

“Masing-masing bidang garap terdapat program prioritas,” ucap Gadis.

Program prioritas pada bidang kesehatan terkait vaksinasi Covid-19 dan vaksinasi ternak-ikan. Sementara itu, di bidang pendidikan adalah zero buta aksara. Program prioritas pada bidang perencanaan bisnis adalah pendidikan ekonomi keluarga menyesuaikan dengan dampak pandemi di keluarga. Di bidang lingkungan terkait eco-green, eco-tourism, dan urban digitalization.

Pesan Rektor

Prof Nasih dalam sambutannya menyampaikan agar KKN dapat terselenggara dengan memberikan nilai tambah yang maksimal untuk mahasiswa dan masyarakat pada masa pandemi. Untuk itu, harus melibatkan pemanfaatan teknologi secara maksimal. Tidak hanya teknologi biasa, tetapi juga teknologi terkini yang memungkinkan interaksi secara agar optimal.

Di samping para mahasiswa bisa memperoleh nilai tambah, pengalaman, pembelajaran, dan ilmu serta keterampilan dari masyarakat, KKN juga harus bisa memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat tempat mahasiswa melakukan KKN.

“Nilai tambah, pengalaman, pembelajaran, dan ilmu tidak hanya diterima oleh mahasiswa, tetapi juga masyarakat,” kata Rektor.

Prof Nasih juga menjelaskan, proses KKN juga merupakan upaya untuk mewujudkan merdeka belajar. Agar mahasiswa bisa belajar bersama masyarakat atau mahasiswa bisa belajar dari masyarakat. KKN juga menjadi wujud penerapan strategi Unair, yaitu smart university.

Menurut Prof Nasih, salah satu strategi yang diwujudkan dalam kegiatan KKN adalah sustainable education for all. Dalam konsep tersebut, salah satu rancangannya adalah agar pendidikan dapat memberikan sesuatu yang relevan bagi kehidupan mahasiswa pada masa yang akan datang.

“Relevansi pendidikan, relevansi ilmu pengetahuan, relevansi teknologi yang diberikan pada mahasiswa kita pastikan hanya sesuatu yang akan bermanfaat bagi kehidupan mereka pada masa yang akan datang. Yaitu pada masa yang akan datang tentu berbeda dengan saat ini, apalagi dibandingkan dengan kehidupan mereka di sekian tahun lalu,” tegas Prof Nasih.

Belajar dari mana saja

Sustainable education juga menekankan fleksibilitas. Konsep fleksibilitas tersebut diharapkan semua mahasiswa Unair bisa belajar di mana saja, dari siapa saja atau dengan siapa saja, belajar kapan saja, dan belajar secara terus-menerus mulai ayunan hingga liang lahat.

Belajar dari siapa saja, tidak harus dari dosen karena semua unsur yang ada di hadapan kita, di lingkungan kita adalah dosen-dosen kita, guru-guru kita, bahkan musuh sekalipun. Oleh karena itu, kita harus bisa mengambil pelajaran dari mereka semua.

Prof Nasih berharap, KKN kali ini dapat secara optimal menjadi implementasi strategi Unair untuk berkontribusi secara nyata dan memberikan nilai tambah optimal bagi mahasiswa dan lulusan Unair yang excellence with morality. Prof Nasih juga mengimbau seluruh sivitas, khususnya peserta KKN, di samping memberikan dampak yang maksimal kepada masyarakat, tetapi juga tidak mencemarkan dan atau merugikan nama baik almamater Unair.

Mengingat Unair memiliki nilai utama excellence with morality, diharapkan mahasiswa dibantu dosen pembimbing dan dosen pendamping lapangan benar-benar menunjukkan nilai excellence with morality di lokasi KKN.

“Minimal kita semua bisa mengimplementasikan atau tidak melanggar norma-norma moralitas di masyarakat,” lanjut Prof Nasih.

Pada akhir sambutan, Prof Nasih juga mengingatkan, salah satu outcome dari proses pendidikan di Unair adalah menghasilkan generasi-generasi yang hebat. Ia berharap lulusan dan mahasiswa Unair dapat menjadi Ksatria Unair yang HEBAT, yaitu humble, excellence, brave, agile, dan transcendents. (*)