Harapan kita untuk melepas masker pada 2021 tampaknya masih mustahil. Meski sejak Rabu (13/1/2021) program vaksinasi nasional telah mulai dijalankan, ternyata hal itu tidak lantas melenyapkan Covid-19 seketika.

Akademisi Universitas Airlangga (Unair) Dr Agung Dwi Wahyu Widodo dr MSi MKedKlin SpMK mengatakan, masker baru dapat dilepas setelah pandemi berakhir. Berkaca dari musibah pandemi pada 1918 silam, setidaknya butuh waktu sekitar 4 tahun hingga pandemi benar-benar berakhir.

“Jadi, kita wajib menggunakan masker selama 4 tahunan itu. Dan, bisa lebih panjang lagi kalau masyarakat tidak patuh aturan,” ujarnya.

Agung menjelaskan, setelah pemberian vaksin pertama, tubuh tidak langsung kebal. Setidaknya perlu waktu seminggu untuk menghasilkan antibodi.

Antibodi yang dihasilkan itu pun, lanjutnya, masih cukup rendah kadarnya. Bahkan, pada beberapa kasus, misalnya hepatitis B, antibodi tidak terbentuk setelah vaksinasi. Oleh karena itu, infeksi sangat mungkin terjadi meski telah menerima vaksin.

“Setelah pemberian vaksin pertama, antibodi masih belum terbentuk. Sambil menunggu antibodi meningkat dengan baik, kita tetap harus memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya,” tegas dosen Fakultas Kedokteran Unair itu.

Selain itu, tandasnya, tujuan vaksinasi bukan untuk melepas masker. Masyarakat harus tetap waspada. Hal ini karena menurut Agung, vaksinasi juga tidak menghentikan penularan virus.

Ia menyarankan agar tetap melakukan protokol kesehatan. Di antaranya, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, mengurangi mobilisasi, dan menjauhi kerumunan.

“Pemberian vaksin juga tidak melindungi kita dari proses penularan virus. Hal ini karena walaupun sudah divaksin, transmisi virus kan tetap terjadi,” tuturnya.

Kepada masyarakat, Agung mengingatkan bahwa setelah pemberian vaksin, kekebalan tubuh belum tentu meningkat secara langsung. Terlebih lagi, hasil vaksinasi setiap orang tidak sama. Oleh karena itu, masker tetap perlu dipakai.

“Penggunaan masker dapat meminimalkan virus yang masuk ke tubuh sehingga jumlahnya kecil dan dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuh,” terangnya. (*)