Tim pengabdian masyarakat Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (FPK Unair) berangkat ke Mamuju-Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), untuk membantu membangkitkan sektor perikanan. Dekan FPK Unair Prof Ir Moch Amin Alamsjah MSi PhD langsung membentuk tim.

Tim tersebut terdiri atas 2 dosen Departemen Kelautan, yakni Eka Saputra SPi MSi dan Wakil Dekan III Dr Eng Sapto Andriyono SPi MT; 1 dosen Departemen Akuakultur Wahyu Isroni SPi MP; serta 2 mahasiswa FPK Unair angkatan 2019, yaitu Ade Chandra dan Lalu Aldy Kurnia Aji.

“Tim relawan ini akan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan produk olahan perikanan yang dapat mempercepat proses pemulihan ekonomi masyarakat pesisir yang terdampak bencana alam di daerah Mamuju, Sulawesi Barat,” ungkap Sapto.

Tim Pengmas FPK bersama sebagian dokter relawan memberikan perlengkapan yang dibawa RSTKA. Foto : Tim Pengmas Dr Eng Sapto Andriyono MT. (Foto: Tim FPK Unair)

Tim pengmas yang diketuai Eka Saputra ini melaksanakan tugas bakti selama empat hari. Mereka berangkat pada Jumat (5/2/2021) dan pada Sabtu–Minggu (6–7/2) memberikan dua pelatihan kepada pengungsi.

Eka menyebut tim FPK membawa titipan perlengkapan medis dan obat-obatan dari Fakultas Kedokteran Unair. Termasuk membawa bahan produk olahan perikanan seperti nugget. Saat di lokasi, tim melihat potensi perikanan yang dapat dikembangkan secara cepat dengan didampingi Rumah Sakit Kapal Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA).

“Potensi perikanan tersebut nanti dapat dimanfaatkan sebagai wawasan pencegah bencana. Mengingat, perikanan menjadi lebih terkena abrasi laut atau pasang surut air laut,” ujarnya.

“Pada Sabtu (6/2), kami memberikan pelatihan olahan-olahan produk berbasis hasil perikanan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi makan ikan kepada pengungsi,” imbuhnya.

Selain untuk meningkatkan konsumsi makan ikan, lanjut Eka, tim menggelar kegiatan pelatihan olahan ikan. Itu juga ditujukan sebagai trauma healing bagi para warga yang terkena bencana gempa bumi Mamuju, Sulbar.

“Kegiatan ini sendiri tidak berhenti sampai di situ. Minggu (8/2) akan berlanjut untuk melihat potensi-potensi perikanan, khususnya mangrove dan terumbu karang sesuai dengan potensi daerah yang ada,” sebutnya.

Yang paling memungkinkan dalam waktu, tambah Eka, adalah pengelolaan hutan mangrove dan memanfaatkan mangrove itu sendiri. Ia mengatakan, potensi perikanan di Mamuju sangat besar. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pengolahan perlu dilakukan masyarakat Mamuju.

“Semoga Mamuju segera bangkit dari bencana alam gempa yang terjadi,” harapnya.

Sebagai salah satu kampus unggulan, Unair senantiasa siap dan tanggap untuk turut serta menangani situasi darurat kebencanaan. Informasi lengkap bisa dikunjungi di unair.ac.id. [*]