Memasuki minggu terakhir pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) ke-63 Universitas Airlangga (Unair), sejumlah lokasi KKN ternyata menunjukkan potensi yang besar sebagai daerah binaan. Salah satunya, Kabupaten Madiun yang terletak di Jawa Timur.

Dr Prihartini Widiyanti drg MKes SBio, Koordinator IX KKN Inter Profesional Education (IPE) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), menyebutkan, Madiun memiliki potensi yang besar sebagai daerah binaan dalam hal pengelolaan wisata. Hal itu terlihat dari keempat bidang garap KKN-BBM yang sukses dijalankan.

Kegiatan webinar pengembangan ekowisata Kopi Kare di Madiun.

“Benar, empat bidang garap kita yaitu kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan lingkungan juga berjalan dengan sangat baik,” terangnya.

Yanti—sapaan akrabnya—mengatakan, setidaknya hampir seluruh program kerja KKN berhasil dijalankan dengan sangat baik. Di antaranya, pada bidang kesehatan, warga mendapat sosialisasi pentingnya vaksinasi Covid-19. Selain itu, peserta KKN juga memberikan penanganan kecelakaan dasar di air terjun melalui media podcast.

Selanjutnya pada bidang pendidikan, Karang Taruna Desa Kare secara khusus mendapat pelatihan editing dan penyuluhan terkait ilmu fotografi dan promosi melalui sosial media. Tujuannya, memperkenalkan potensi wisata Desa Kare lebih luas.

Di samping itu, warga mendapat edukasi mengenai pengolahan durian. “Kita juga mengedukasi pengelola kawasan wisata tentang beberapa istilah alam terutama dalam bahasa Inggris. Mengingat ada beberapa turis asing yang datang ke Hutan Pinus Nongko Ijo,” tambah Yanti.

Sementara itu, pada bidang perencanaan bisnis terdapat sejumlah program pengembangan kawasan wisata. Di antaranya, pengembangan wisata kopi, pembuatan denah lokasi wisata air terjun dan Sungai Catur, sosialisasi pengembangan wisata hutan pinus dan Bukit Teletubbies, pelatihan pembuatan suvenir dari biji pinus, hingga pelatihan pembuatan ecobrick.

Pembuatan ecobrick.

Sedangkan pada bidang lingkungan, masyarakat diedukasi mengenai pemanfaatan limbah kopi menjadi produk masker dan teh kulit kopi. Selain itu, penyuluhan pentingnya menjaga kebersihan dan kegiatan kerja bakti bersama warga desa juga dilakukan di area Hutan Pinus Nongko Ijo, Bukit Teletubbies, serta air terjun dan Sungai Catur.

Yanti menerangkan, kesuksesan tersebut tidak lepas dari peran Kelompok 179, Kelompok 180, dan Kelompok 207 KKN-BBM Madiun. Menurut Yanti, tim Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan mahasiswa berhasil menjalin komunikasi harmonis dengan masyarakat sehingga sejumlah dukungan dan semangat terus mengalir.

“Pak Camat, Pak Kades, Kapolsek, Koramil, Muspika, pengusaha kopi, Komunitas Eco-Adventure, dan Karang Taruna semua memfasilitasi dengan sangat baik dan full support terhadap semua proker kita,” tuturnya.

Ia berharap agar potensi wisata Madiun dapat dikembangkan bersama Unair. Dia juga berpesan, peran dan kontribusi Unair terhadap permasalahan di masyarakat dapat terlaksana dengan baik serta solutif.

“Unair benar-benar hadir di masyarakat. Hal ini selain memberikan kontribusi ke masyarakat, tentu akan meningkatkan branding Unair sebagai universitas terbaik dan terdepan yang selalu hadir dalam solusi permasalahan bangsa Indonesia,” ujar Yanti.

Unair selalu ikut berperan dalam pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang. Kunjungi unair.ac.id untuk informasi selengkapnya.