Saat ini, investasi saham sedang banyak diminati oleh masyarakat. Salah seorang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) Puji Sucia Sukmaningrum SE CIFP melihat hal itu sebagai sesuatu yang positif. Tren saham, menurut Puji, secara tidak langsung menunjukkan mulai tertariknya masyarakat terhadap pasar modal.

Dengan begitu, masyarakat bisa menjadi bagian dari perusahaan-perusahaan besar yang go public dan mendapat keuntungan berupa deviden maupun capital gain dari investasi saham yang dilakukan. “Tren saham juga bisa sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat bahwa menabung tidak hanya bisa dilakukan dengan menyetor uang di bank,” jelasnya.

Tingginya peminat saham dibandingkan dengan bentuk investasi lain, kata Puji, dikarenakan saham menjadi investasi dengan perencanaan keuangan yang bersifat jangka panjang. Dengan kemampuan manajemen saham yang baik, seseorang bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi.

“Namun, masyarakat yang ingin investasi di saham harus mengetahui risk and return yang akan didapatkan karena investasi ini tergolong high risk,” tekan Puji.

Melihat hal itu, Puji memberikan beberapa tips bagi pemula yang ingin menabung saham. Pertama, calon investor harus melakukan cek fundamental terhadap perusahaan yang akan dibeli. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat reputasi dan laporan keuangan perusahaan.

Selanjutnya, calon investor harus memilih saham yang aktif diperdagangkan dengan melihat daftar saham yang masuk JII atau LQ45. Tips ketiga yang harus dilakukan menurut dosen mata kuliah Pasar Modal Syariah itu, adalah melakukan analisis teknikal yaitu melihat tren harga saham secara historis.

“Terakhir, untuk memudahkan mau pilih saham apa, kita bisa membeli saham yang produknya kita sendiri pakai,” terangnya.

Lebih lanjut, Puji menjelaskan, harga pasar saham sering mengalami fluktuasi karena berbagai faktor, baik faktor internal perusahaan maupun kondisi makroekonomi. Oleh karena itu, dia mengungkapkan para investor perlu memiliki manajemen yang baik sebelum memilih jenis saham.

Pertama, apabila risiko berasal dari internal perusahaan, investor dapat meminimalisasi dengan investasi berbagai macam saham yang memiliki karakteristik atau sektor berbeda. Kedua, investor dapat memilih saham yang bertahan atau stabil apabila sewaktu-waktu terjadi guncangan kondisi makro.

“Contohnya dalam kondisi pandemi saat ini, menabung saham pada perusahaan sektor barang konsumsi, farmasi, dan pertambangan banyak diminati,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Puji juga menekankan bahwa manajemen uang penting dilakukan agar tetap bisa konsisten menabung saham setiap bualannya. Menurut Puji, manajemen tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan persentase dalam menyisihkan uang untuk menabung.

Dosen yang lahir pada 21 Desember 1984 itu mencontohkan, setiap bulannya, seseorang dapat membagi pendapatannya sebesar 30 persen untuk membayar kewajiban atau cicilan, 2,5 persen untuk zakat, 50 persen untuk kebutuhan sehari-hari, 7,5 persen untuk hiburan, dan 10 persen menabung.

“Persentase semacam itu dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Yang utama adalah konsisten disiplin  menabung setiap bulan  dan memahami benefit dari menabung,” ujarnya.

Berbagai analisis lain tentang kondisi ekonomi mikro maupun makro dari para pakar Unair, bisa juga ditilik di unair.ac.id.