Delegasi tim Universitas Airlangga (Unair) berhasil meraih medali silver dalam ajang bergengsi International Paper Competition pada ajang Mipa Road to Scientific Paper and Seminar (Marss) yang diselenggarakan oleh Univesitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tim Unair menggagas Pelayanan Tuberculosis (TB) dan Malnutrisi yang Terintegrasi dan Komprehensif pada Sabtu (27/3/2021).

Tim Unair mendelegasikan lima mahasiswa, di antaranya Reza Istiqomatul Hidayah dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK 2017), Muhammad Rizky Widodo dan Salsabila Farah Rafidah dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM 2018). Ada pula Ardelia Bertha Prastika dari Fakultas Kedokteran (FK) dan Firman Hidayat dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Keduanya mahasiswa angkatan tahun 2019.

Rizky Widodo sebagai nakhoda tim Unair pada Senin (5/4/2021) menjelaskan alasan mengambil topik terkait TC dan malanutrisi. Hal ini karena malanutrisi rawan terkena TB, begitu pun sebaliknya. Ia menilai Indonesia belum ada penanganan komprehensif dari dua hal tersebut.

“Kami sekelompok melihat ada dua hal kesehatan di Indonesia yang perkembangannya gitu-gitu aja, yaitu malanutrisi dan TB. Padahal, pada tahun 2030, ada target eradikasi di SDGs yang harus dipenuhi,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menyebut beberapa persoalan Indonesia yang belum tuntas, seperti fasilitas testing TB yang cukup sulit. Padahal, itu merupakan hal yang vital dalam pemberantasan TB.

Oleh karena itu, terdapat solusi yang diberikan oleh tim, antara lain mHealth (mobile health) dan bridging system (sistem informasi kesehatan dan nanodiagnosis TB menggunakan Gold nanoparticle termodifikasi) untuk menyongsong era society 5.0. Tim menawarkan aplikasi Integrated Comprehensive Tuberculosis Testing and Treatment with Malnutrion Monitoring System (ICTMAS).

Testing TB menjadi sederhana, hanya meneteskan sampel darah dengan sentrifugasi serta menggunakan alat yang terstandardisasi  di laboratorium puskesmas.

“Terus nanti data pasien akan dicari ke SIGIZI sebagai database status gizi. Kalau teridentifikasi malanutrisi, dia akan diberikan pelayanan khusus. Ditambah fitur edukasi PHBS untuk pencegahan penularan TB,” imbuh Rizky.

Kesibukan mengerjakan penelitian dan skripsi tak menghalangi Reza untuk mengikuti berbagai lomba. Menurut Reza, kuliah dan prestasi harus berjalan beriringan.

“Kuliah juga penting, tetapi kita juga butuh prestasi yang menunjang. Tiga hal yang saya pegang hingga saat ini yaitu niat, kemauan, dan komitmen. Sama aja kalau udah niat, tapi enggak ada kemauan. Kemudian di tengah juga ada godaan, makanya harus komitmen,” pungkasnya.

Unair merupakan kampus unggulan yang senantiasa mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk mengetahui lebih jauh kiprah para mahasiswa Unair, kunjungi unair.ac.id. (*)