Mudik lebaran menjadi tradisi setiap tahun saat bulan suci Ramadhan untuk berkunjung ke kampung halaman. Berbeda tahun-tahun sebelumnya, Lebaran dua tahun ini terdapat larangan mudik lebaran dari pemerintah. Hal ini dikarenakan Indonesia belum juga bebas dari pandemi Covid-19.

Dr Ni Made Sukartini, SE, MSi, MIDEC dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) menjelaskan bahwa esensi Lebaran dan mudik Lebaran ada dua. Pertama, sebagai perayaan hari suci dan momen untuk berinteraksi sosial bersama keluarga. Kedua, implikasi bagi aktivitas ekonomi, khususnya di daerah perdesaan sangat tinggi.

Dosen Ekonomi Publik itu menjelaskan bahwa tradisi mudik sebagai perayaan Lebaran mempunyai implikasi yang lebih besar dalam konteks ekonomi. Hal ini terkait dengan aktivitas ekonomi dalam kegiatan berbelanja untuk pertemuan keluarga. “Kegiatan tersebut tentu saja akan membawa daya ungkit ekonomi cukup besar bagi aktivitas ekonomi secara keseluruhan,” jelasnya.

Menurut Made, meski terdapat larangan dari pemerintah untuk mudik, hal ini tidak menurunkan nilai ekonomi dari tradisi mudik.

“Saya rasa tidak (menurunkan nilai ekonomi). Jika hal-hal yang tadinya kita lakukan offline sekarang bisa kita lakukan secara online, aktivitas ekonomi juga bisa dilakukan. Kita masih bisa belanja di  posisi kita sekarang dan mengirimkannya ke sanak saudara kita di desa,” jelasnya.

Made menegaskan bahwa aktivitas ekonomi kini beralih dari offline ke online. Masyarakat tetap memiliki banyak pilihan untuk berbelanja secara online. Misalnya, membeli pakaian Lebaran melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sudah terlibat dalam penjualan online dan membeli makanan atau kue lebaran secara online dan mengirimkannya kepada sanak saudara.

Produk-produk hasil pertanian dan UMKM di desa, lanjut Made, juga bisa dipromosikan secara online. Surplus produksi yang ada di desa dapat dipromosikan oleh pemuda-pemuda desa melalui karang taruna. Hal ini bertujuan agar keluarga yang tidak mudik ke kampung halaman masih bisa menikmati makanan khas desa.

“Dengan cara ini, aktivitas ekonomi baik di kota maupun di desa masih bisa berjalan walaupun tidak sebanyak dan secepat dalam kondisi normal,” imbuhnya.

Pada akhir, dosen yang juga mengajar mata kuliah Matematika Ekonomi itu mengimbau agar masyarakat menunda rencana dan kebiasaan mudik tahun ini. Hal ini untuk menghindari potensi keterpurukan yang lebih lama lagi dan memutus persebaran Covid-19.

Universitas Airlangga merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia yang mendukung SDM-nya untuk  mengembangkan diri agar dapat berkontribusi untuk masyarakat. Untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di Unair, klik unair.ac.id. (*)