Merayakan kelulusan sebagai sarjana farmasi bersama saudara kembar menjadi momen yang sangat berarti bagi AA Istri Yuliandani dan AA Istri Wiryaandari. Mereka merupakan wisudawati Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) yang diwisuda pada Sabtu (18/9/2021).

kembar 1Andari dan Andani sapaan akrabnya, mengaku sedari kecil belum pernah berbeda sekolah. Selain itu, keduanya sama-sama menyukai pelajaran Kimia dan Matematika hingga akhirnya memilih jurusan Farmasi sebagai perjalanan studinya. Melalui ketekunan dan kegigihannya bisa menaklukkan Unair melalui jalur SNMPTN. “Sejak TK hingga kuliah kami selalu satu sekolah,” ungkap Andani yang lahir setelah Andari.

Bahkan, tema skripsi, dosen pembimbing skripsi, hingga seminar proposal (sempro) pun juga bersamaan. “Tema besar skripsi sama-sama mengenai tingkat loyalitas, yang membedakan hanyalah respondennya, Andari lebih ke apotekernya sementara saya lebih ke konsumennya,” imbuhnya.

Menyoal alasan mengambil topik tersebut, jawaban mereka pun sangat simpel. Yakni supaya lebih mudah melakukan survey online dan bisa bersama-sama dilakukan dari rumah tepatnya di Tabanan Bali. Hal itu berhubungan dengan mata kuliah pilihan yang mereka ambil pada semester delapan yakni Manajemen Kefarmasian II. Mata kuliah tersebut lantas mengantarkan keduanya mengambil tema skripsi tersebut.

Andari dan Andani mengaku, keduanya tidak lagi mengejar pencapaian personal. Yang mereka cari adalah aktualisasi diri dan kebersamaan. Putri dari Drs AA Ketut A Wiryawan dan Dra Dwi Eli Yuliani itu membeberkan sering bertukar informasi, baik tugas maupun ujian-ujian selama kuliah saat semester awal karena kelasnya berbeda.

kembar 2Namun, kelas yang berbeda membuatnya harus saling menunggu lantaran sepeda motornya hanya satu, sementara jadwalnya berbeda. Selanjutnya gadis kembar ini memutuskan untuk menyatu pada semester berikutnya. Selain disibukkan dengan kegiatan perkuliahan, Andari dan Andani juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kerohanian Hindu.

Dalam prosesnya, mereka sering menghabiskan waktu bersama dengan menyanyi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan terjadi perselisihan. Uniknya hanya perkara rebutan bantal.

Sementara itu, ketika dalam situasi buruk, satu sama lain saling menjadi tempat berkeluh kesah, saling menjadi “bensin” supaya semangatnya terus berkobar. Terlebih hidup di perantauan mereka mengaku mengalami culture shock. Namun, mereka meyakini bahwa dengan niat dan semangat yang tinggi keduanya bisa menuntaskan studi bersama-sama.

“Tetap semangat, mencapai gelar sarjana memang bukan perkara mudah. Selain ada niat dan semangat juga libatkanlah doa orangtua. Kemudian buat yang rantau, nikmatin aja culture shock-nya karena kalian bisa belajar berbagai logat dari berbagai daerah. Enjoy your journey, sama sempetin jalan-jalan, euy,” tutup Andari.

Unair merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia yang senantiasa mendorong sivitas akademikanya untuk senantiasa berprestasi. Untuk mengetahui lebih jauh prestasi mahasiswa dan alumni Unair lainnya, kunjungi laman unair.ac.id. (*)