Prestasi mengesankan datang dari tim mahasiswa Program Studi Otomasi Sistem Instrumentasi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (OSI FV Unair). Tim Astrai Next gen berhasil meraih juara III dalam ajang Olimpiade Vokasi Indonesia (Olivia) 2021 kategori lomba industri bidang peranti cerdas. Tim mencetuskan ide mengenai safety monitoring dan tracking untuk transportasi distribusi vaksin.

Halid Misfal selaku ketua tim memaparkan bahwa vaksin Covid-19 menjadi sebuah kebutuhan yang krusial untuk mengatasi pandemi. Ia ingin memastikan proses distribusinya aman melalui perangkat internet of thing (IoT) yang dibuatnya bersama tim.

“Jadi, kita menciptakan sebuah perangkat IoT untuk monitoring suhu dan kelembapan saat pendistribusian vaksin,” terangnya. Dalam hal ini, tim menawarkan sensor temperatur suhu pada cold chain Thermo king sehingga bisa terbaca kualitas vaksin selama perjalanan.

Pasalnya, sambung Halid, sifat vaksin Covid-19 sendiri sangat sensitif terhadap suhu udara. Sebagai contoh, vaksin Covid-19 dari Pzifer yang harus disimpan dalam suhu minus 25 sampai minus 15 derajat celsius.

Sementara untuk memantau keberadaan vaksin agar tujuannya terarah hingga ke tempat pelaksanaan vaksinasi, Halid dan tim juga menawarkan fitur lain.

“Kami juga menambahkan fitur tracking GPS untuk pelacakan cold chain (rantai dingin) secara realtime, dan semua bisa dipantau melalui aplikasi Android yang telah kami develop,” imbuhnya.

Selanjutnya mengenai terbentuknya tim, Halid menyebutkan bahwa mereka sebelumnya memang tergabung dalam satu komunitas bernama Astrai Robotic Team.

distribusi vaksin
Tim Astrai Next gen Unair. (Dok. Pribadi)

“Saya ditemani Riyan Ramadhan dan Nadheta Maulidia, teman satu komunitas. Jadi, kita sama-sama memiliki ketertarikan di bidang tersebut,” ucap Halid.

Meskipun satu ketertarikan, tak menutup kemungkinan mereka mendapati hambatan. Kendala saat koordinasi pembuatan perangkat dan aplikasi IoT pada Android sempat terjadi.

“Jadi, ketika lomba sudah dekat, kita (tim, Red) ada perbedaan maksud dalam proses menyusun fitur dan pemrograman. Yah, untungnya itu teratasi berkat dukungan lingkungan, termasuk dosen,” ungkapnya.

Mengakhiri percakapan saat dihubungi tim Unair News, Halid menyampaikan harapan atas inovasinya tersebut.

“Ke depannya, kita bakal melakukan upgrade sensor yang benar-benar untuk industrial dan membuat simulasi perangkat IoT, yang kemudian bisa dipasangkan ke truck cold chain jadi visualisasi-nya bisa terlihat jelas,” tutup mahasiswa vokasi itu.

Sebagai informasi, Unair sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia yang mendukung mahasiswanya untuk berprestasi di skala nasional dan internasional.

Unair merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia yang senantiasa mendorong sivitas akademikanya untuk senantiasa berprestasi. Untuk mengetahui prestasi apa saja yang telah diraih mahasiswa, dosen, dan alumni Unair lainnya, kunjungi laman unair.ac.id. (*)